Senin, 24 Februari 2014

Kekurangan Zat Besi Tingkatkan Risiko Terjadinya Stroke

Kadar zat besi dalam tubuh yang rendah diketahui dapat meningkatkan risiko stroke, sebuah studi baru menunjukkan.

Kekurangan Zat Besi dan Terjadinya Stroke

kekurangan zat besi dan strokePeneliti mengamati data dari hampir 500 orang dengan penyakit keturunan langka yang menyebaabkan mereka berada dalam risiko mengalami pembesaran pembuluh darah di paru-paru. Biasanya, pembuluh darah di paru-paru tidak memungkinkan pembekuan darah (gumpalan darah) untuk memasuki arteri. Namun pada pasien-pasen tersebut, pembekuan darah yang terjadi bisa lolos dari paru-paru dan berjalan menuju otak yang pada akhirnya akan menyebabkan stroke.
Mereka yang kekurangan zat besi memiliki trombosit yang lengket (sel-sel darah kecil yang memicu pembekuan darah ketika saling menempel) lebih mungkin untuk menderita stroke, ungkap para peneliti di Imperial College London di Inggris. Bahkan mereka dengan kadar zat besi cukup rendah adalah dua kali lebih mungkin untuk mengalami stroke dibandingkan mereka dengan kadar zat besi rata-rata dari kisaran normal. Hasi penelitian ini diterbitkan 19 Februari dalam jurnal PLoS One.
Para peneliti mencatat bahwa banyak orang yang memiliki jenis lain dari kondisi yang memungkinkan penggumpalan darah melewati sistem penyaringan paru-paru. Mereka berharap temuannya ini pada akhirnya dapat membantu mencegah terjadinya stroke. Kekurangan zat besi mempengaruhi sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia, dan penelitian terbaru ini telah menujukkan bahwa kekurangan zat besi bisa menjadi faktor risiko terjadinya stroke. Namun demikian, masih belum diketahui secara teknis bagaimana kekurangan zat besi bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke.
“Karena trombosit dalam darah saling menempel jika anda kekurangan zat besi, kami pikir ini mungkin menjelaskan bahwa kekurangan zat besi dapat menyebabkan stroke, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hubungan ini,” ujar Dr Claire Shovlin, dari National Heart dan Lung Institute di Imperial college London.
“Langkah berikutnya adalah menguji apakah kita dapat mengurangi kemungkinan pasien berisiko tinggi terkena stroke dengan mengatasi kekurangan akan zat besinya. Kita akan dapat melihat apakah trombosit mereka menjadi kurang lengket,” Kata Shovlin.
“Masih ada beberapa langkah tambahan dari darah kental yang menghambat pembuluh darah untuk bisa berkembang ke langkah terakhir, sehingga masih belum jelas pengaruh trombosit yang lengket bagi proses keseluruhanan,” tambahnya. “Kami pasti akan mendorong lebih banyak studi untuk menyelidiki hubungan ini.”

Tidak ada komentar: